Pada subbab A, Anda telah mempelajari hubungan antara variabel-variabel 
yang menyatakan keadaan suatu gas dalam ruangan tertutup. Untuk 
mengamati keadaan gas tersebut, dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu 
cara makroskopis dan mikroskopis. Jika Anda mengamati keadaan suatu gas 
dalam ruang tertutup berdasarkan besaran-besaran yang dapat dilihat atau
 diukur secara langsung, Anda dikatakan melakukan pengamatan secara 
makroskopis. Namun, jika pengamatan yang Anda lakukan berdasarkan pada 
variabel atau besaran yang tidak dapat dilihat atau diukur secara 
langsung, Anda dikatakan melakukan pengamatan secara mikroskopis.
Pengamatan keadaan gas secara makroskopis telah Anda lakukan dan 
pelajari pada subbab A. Pada subbab B ini, Anda akan mempelajari keadaan
 gas yang diamati secara mikroskopis serta hubungan antara besaran 
makroskopis dan besaran mikroskopis.
1. Tinjauan Tekanan Secara Mikroskopis
Berdasarkan sifat-sifat gas ideal, Anda telah mengetahui bahwa setiap 
dinding ruang tempat gas berada, mendapat tekanan dari tumbukan 
partikel-partikel gas yang tersebar merata di dalam ruang tersebut. 
Cobalah Anda amati gerak satu partikel yang berada di dalam ruang 
berbentuk kubus dengan panjang rusuk kubus L. Massa partikel tersebut 
adalah m dan kecepatan partikel menurut arah sumbu-x dinyatakan sebagai vx (perhatikan Gambar 7).
![]()  | 
| Gambar 6. Sebuah partikel bergerak dengan kecepatan vx dalam ruang berbentuk kubus berusuk L. | 
Jika partikel gas ideal tersebut menumbuk dinding ruang, tumbukan yang 
terjadi adalah tumbukan lenting sempurna. Oleh karena itu, jika 
kecepatan awal partikel saat menumbuk dinding A adalah +vx, kecepatan akhir partikel setelah terjadinya tumbukan dinyatakan sebagai - vx. Perubahan momentum (Dpx) yang dialami partikel adalah Dpx = pakhir – pawal = -mvx - (mvx) = -2mvx.
Setelah menumbuk dinding A, partikel gas ideal tersebut menumbuk dinding
 B. Demikian seterusnya, partikel gas tersebut akan bergerak bolak-balik
 menumbuk dinding A dan dinding B. Dengan demikian, Anda dapat 
menghitung selang waktu antara dua tumbukan yang terjadi pada dinding A 
dengan persamaan :
Dt = 2L / vx                                        (1–15)
Pada saat partikel gas tersebut menumbuk dinding, partikel memberikan gaya sebesar Fx pada
 dinding. Pada pelajaran mengenai momentum, Anda telah mempelajari bahwa
 besarnya gaya yang terjadi pada peristiwa tumbukan sama dengan laju 
perubahan momentumnya (F = Dp / Dt). Dengan demikian, besar gaya Fx tersebut dapat diketahui sebagai berikut.
Fx = mvx2 / L                                    (1–16)
Jika di dalam ruang berbentuk kubus tersebut terdapat sejumlah N 
partikel gas, yang kecepatan rata-rata seluruh molekul gas tersebut 
dinyatakan dengan vx, gaya yang dialami dinding dinyatakan sebagai Ftotal. Dengan demikian, Persamaan (1–16) dapat dinyatakan menjadi :
Anda dapat mencari besarnya tekanan (p) yang dilakukan oleh gaya total (Ftotal) yang dihasilkan oleh N partikel gas ideal tersebut pada dinding A.
p = Ftotal / A
Oleh karena luas dinding adalah perkalian antara dua panjang rusuk dinding tersebtu (A = L2  maka persamaan tekanan pada dinding dapat ditulis dengan :
atau ;
pV = Nmvx2                           (1–19)
dengan: 
p = tekanan pada dinding, dan
V = volume ruang.
Dalam tinjauan tiga dimensi (tinjauan ruang), kecepatan rata-rata gerak 
partikel merupakan resultan dari tiga komponen arah kecepatan menurut 
sumbu-x (
), sumbu-y ( 
 ), dan sumbu-z ( 
 ), yang besarnya sama. Oleh karena itu, dapat dituliskan 
 dengan  
  . Jika setiap komponen pada kedua ruas penamaan kecepatan tersebut dikuadratkan, dapat dituliskan :
sehingga diperoleh,
Dengan demikian, Persamaan (1–19) dapat diubah menjadi :
atau
dengan: 
N = banyaknya partikel gas,
m = massa 1 partikel gas,
v = kecepatan partikel gas, dan
V = volume gas.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar