Kalor merupakan bentuk energi
maka dapat berubah dari satu bentuk kebentuk yang lain. Berdasarkan
Hukum Kekekalan Energi maka energi listrik dapat berubah menjadi energi
kalor dan juga sebaliknya energi kalor dapat berubah menjadi energi
listrik. Dalam pembahasan ini hanya akan diulas tentang hubungan energi
listrik dengan energi kalor. Alat yang digunakan mengubah energi listrik
menjadi energi kalor adalah ketel listrik, pemanas listrik, dll.
Besarnya energi listrik yang
diubah atau diserap sama dengan besar kalor yang dihasilkan. Sehingga
secara matematis dapat dirumuskan.
W = Q
Untuk menghitung energi listrik digunakan persamaan sebagai berikut :
W = P.t
Keterangan :
W adalah energi listrik (J)
P adalah daya listrik
t adalah waktu yang diperlukan (s)
Bila rumus kalor yang digunakan adalah Q = m.c.(t2 – t1) maka diperoleh persamaan ;
P.t = m.c.(t2 – t1)
Yang perlu diperhatikan adalah rumus Q disini dapat berubah-ubah sesuai dengan soal.
Asas Black
Menurut asas Black apabila ada
dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka
akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda
yang bersuhu rendah. Aliran ini akan berhenti sampai terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama). Secara matematis dapat dirumuskan :
Q lepas = Q terima
Yang melepas kalor adalah benda
yang suhunya tinggi dan yang menerima kalor adalah benda yang bersuhu
rendah. Bila persamaan tersebut dijabarkan maka akan diperoleh :
Q lepas = Q terima
m1.c1.(t1 – ta) = m2.c2.(ta-t2)
Catatan yang harus selalu diingat
jika menggunakan asasa Black adalah pada benda yang bersuhu tinggi
digunakan (t1 – ta) dan untuk benda yang bersuhu rendah digunakan
(ta-t2). Dan rumus kalor yang digunakan tidak selalu yang ada diatas
bergantung pada soal yang dikerjakan.
dikutip dari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar