Pembentukan Temperatur Benda
Temperatur
adalah ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun suatu
benda. Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul
yang menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini
bergetar atau bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi kinetik yang
dimiliki oleh molekul-molekul. Benda dalam bentuk padat, molekul-molekul
penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi terikat erat dan kaku antara
satu dengan lainnya. Molekul – molekul dalam benda padat hanya dapat bergetar.
Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif
kecil sehingga tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.
Bila
benda padat ini dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap
oleh molekul sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan dengan
naiknya derajat panas benda. Panas benda naik karena getaran molekul bertambah
besar menyebabkan molekul lebih banyak bertumbukan dan bergesekan.
Semakin
banyak kalor dari luar yang diserap oleh molekul maka molekul akan semakin
memiliki energi untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu saat
molekul ini tidak lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas
bergerak ini masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase
cair benda. Kalor yang diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat
bergetar lebih cepat sehingga bebas dan dapat bergerak sehingga mengubah fase
benda dari benda padat menjadi benda cair.
Bila
kalor terus diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin acak, dan
tumbukan antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila berlangsung
terus, maka suatu saat molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat satu
dengan lainnya, Kondisi ini disebut zat cair berubah menjadi gas. Pada fase
gas, molekul penyusun gas tidak saling terikat satu dengan lainnya dan dapat
bergerak bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat
energi kinetik yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.
Gambar 2 derajat panas benda
berhubungan dengan perubahan fase benda dan ditentukan oleh besarnya energi kinetik
yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun benda
Kalor
dapat berpindah dari satu benda ke benda yang lainnya. Kalor berpindah dari
benda yang memiliki kalor lebih besar ke benda yang memiliki kalor lebih kecil.
Kalor juga didefinisikan sebagai fluida yang tidak kelihatan. Karena sebagai
fluida, maka kalor dapat mengalir. Hal yang menyebabkan kalor mengalir adalah
beda temperatur benda. Kalor mengalir dari benda atau reservoir yang
memiliki temperatur yang lebih tinggi ke benda atau reservoir yang memiliki
temperatur lebih rendah. Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 3 terdapat 2
benda A dan B yang berbeda temperatur dan terpisah secara termal
Pada
gambar 3 terdapat 2 buah benda yaitu benda A dan benda B yang memiliki
temperatur yang berbeda. temperatur benda A lebih tinggi daripada temperatur
benda B. Pada kondisi 1, benda A dan benda B terpisah secara termal sehingga
antara benda A dan benda B tidak terdapat kontak termal. Pada kondisi 2 benda A
ditempelkan ke benda B sehingga antara benda A dan benda B terdapat kontak
termal. Karena temperatur benda A lebih tinggi dari pada temperatur benda B
maka kalor dari benda A akan berpindah ke benda B.
Akibatnya,
temperatur benda A akan turun dan temperatur benda B akan naik. kondisi ini
terus berlangsung hingga temperatur benda A sama dengan temperatur benda B
(kondisi 3). Pada saat temperatur benda A sama dengan temperatur benda B maka
kedua benda berada pada kondisi setimbang termal. Pada saat kedua benda dalam
kondisi kesetimbangan termal, tidak ada lagi kalor yang berpindah dari A ke B
atau dari B ke A. (catatan : kondisi lingkungan diabaikan).
Pertanyaannya
bagaimana dengan 3 buah benda yang berbeda temperatur ?
Misalkan
terdapat 3 buah benda yang memiliki temperatur yang tidak sama, yaitu benda A,
benda B dan benda C. Temperatur benda A lebih besar dari pada temperatur benda
B dan benda C, temperatur benda B lebih besar dari pada temperatur benda C.
Perhatikan gambar berikut ini.
Gambar 4 terdapat 3
buah benda dengan temperatur yang berbeda yaitu Ta > Tb > Tc
kondisi 1
Gambar 5 benda A
kontak termal dengan benda C, demikian juga benda B kontak termal dengan benda,
tetapi benda A dan B terpisah secara termal
Maka kalor akan
berpindah dari benda A ke benda C dan kalor benda B akan berpindah ke benda C
hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda.
kondisi 2
Gambar 6 benda B
kontak termal dengan benda C , benda C kontak termal dengan benda B
Pada kondisi ini
kalor akan berpindah dari benda A ke benda B dan kalor benda B akan berpindah
ke benda C hingga terbentuk kesetimbangan termal antara ketiga benda
kondisi 3
Gambar 7 benda A, B
dan C berada pada kondisi kontrak termal
Pada kondisi 3 kalor
akan berpindah dari benda A ke benda B dan ke benda C. Kalor benda B akan
berpindah ke benda C hingga ketiga benda mencapai kesetimbangan termal.
kondisi 4
Gambar 8 benda A
dengan benda C kontak termal, benda A dengan benda B kontak termal
Pada
kondisi ini agak unik, karena kalor dari benda A akan berpindah ke benda B dan
benda C. Hal ini terjadi karena temperatur benda A lebih besar dari benda C dan
benda B dan antara benda A dan C terdapat kontak termal, demikian juga benda A
dan B juga terdapat kontak termal. Benda A dan benda B akan lebih dahulu
mencapai kesetimbangan termal, tetapi kondisi kesetimbangan termal A dan B
masih memiliki temperatur yang lebih tinggi dari benda C. Akibatnya kalor akan
berpindah lagi dari benda A dan B yang sudah setimbang termal ke benda C hingga
ketiga benda mencapai kesetimbangan termal. (catatan : ketiga benda harus
memiliki kapasitas panas yang sama besarnya).
Dalam
kehidupan sehari-hari banyak kita jumpai fenomena yang menggambarkan hukum ke 0
termodinamika. Misalnya pada saat kita membuat air hangat untuk mandi. Kita
mencampur air panas dengan air dingin. Pada saat air panas dicampur dengan air
dingin, maka kalor akan berpindah dari air panas ke air dingin. Proses
perpindahan panas ini berlangsung beberapa saat hingga tercapai kesetimbangan
termal antara air panas dengan air dingin. Pada saat tercapai kesetimbangan
termal antara air panas dengan air dingin, temperatur air panas akan turun
sedangkan temperatur air dingin akan naik menuju ke temperatur kesetimbangan
termal.
Waktu
kita mencelup badan ke dalam air hangat yang sudah mencapai kesetimbangan
termal, maka tubuh kita akan merasakan panas air. Hal ini menunjukan ada
sebagian kalor yang berpindah dari air ke tubuh kita. Hal ini terjadi karena
tubuh memiliki temperatur yang lebih rendah dibandingkan dengan campuran air
hangat. Setelah berendam beberapa saat kita tidak akan merasa panas lagi,
karena telah tercapai kesetimbangan termal antara tubuh dan air.
Waktu
kita keluar dari bak mandi setelah berendam dari air panas, maka tubuh akan
terasa dingin. Ini terjadi karena temperatur ruangan lebih rendah dibandingkan
dengan temperatur tubuh kita akibatnya sejumlah kalor dari tubuh berpindah ke
udara di sekitar kita. Pada saat kalor keluar dari tubuh kita, kita akan merasa
lebih dingin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar